Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perdebatan Imam Sibawaih Berujung Kematian

Pedebatan Antara Imam Sibawaih dan Imam al-Kisa'i 

        NGAJISALAFY.COM-Dikisahkan didalam kitab Kitab Mughni karyanya Ibnu Hisyam yang berbunyi, bahwa ketika imam Sibawaih telah mencapai titik kesempurnaan dibidang
ilmu Nahwu, ia pernah berkunjung ke al-Bara (Makkah). Sesampainya disana
kemudian ia bertemu dengan Yahya bin Khalid yang memiliki niatan untuk
mempertemukan dua tokoh pembesar ilmu nahwu, yaitu Imam Sibawaih dan Imam al-Kisa'i, kemudian Yahya bin Kholid pun langsung merealisasikan niatanya tersebut dengan membuat acara debat terbuka yang dihadiri oleh orang-orang arab baik dari daerahnya Sibawaih ataupun
Kisa'i, juga dihadir oleh imam Faro' dan imam Kholaf. Kedua alim ini
melontarkan beberapa pertanyaan kepada imam Sibawaih terkait masalah-masalah rumit
seputar nahwu. Dengan sigap imam Sibawaih langsung memberikan jawaban. Namun jawabannya beliau dianggap salah akhirnya ia berkata :"aku
akan urung menjawab hingga kisa'i hadir"
. Taklama dari itu imam Kisa'i-pun
datang dan langsung menantang,
"bertanyalah kepadaku atau engkau yang
akan KU tanya!".
Silahkan engkau saja yang bertanya kepadaku!"
tandas sibawaih. Lalu al-Kisa'i menampilkan permasalahan tentang sengatan
kalajengking dan kubang (Permasalahan Az-Zanburiyah) yang berbunyi : 



قَالَتِ الْعَرَبُ أَظُنُّ أَنَّ الْعَقْرَبَ أَشَدَّ لِسَعَةً
مِنْ الزَّنْبُوْرِ فَإِذَا هُوَ هِيَ أَوْ فَإِذَا هُوَ إِيَّاهَا....؟



Imam Sibawaih
menjawab (
فَإِذَا هُوَ هِيَ) Yakni setelah إِذَا semua rofa', sedangkan al-kisa'i menjawab (فَإِذَاهُوَ إِيَّاهَا) Yakni setelah إِذَا yang awal
rofa' yang kedua nashab. Silang pendapat ini berlangsung seru dihadapan Abu Ja'far
al-Amir dan Yahya bin Kholid serta tidak mencapai kata mufakat, akhirnya Abu Ja'far
al-Amir merasa kesal dan berkata :"kalian ini tokoh alim dari daerah
kalian, tetapi kalian malah sepakat untuk tidak mufakat”.
 Siapa yang bisa memutuskan masalah kedua alim
ini...?" tanya Abu Ja'far al-Amir



kemudian al-Kisa'i
menyerahkan kepada para hadirin, karena pasti ada yang mendengar langsung
perkataan orang-orang arab tentang masalah ini, sebagai bukti atas kebenaran
dari kedua jawaban. Namun karena ada unsur kedekatan
antara al-Kisa'i dengan
raja, akhirnya para
hadirin
mendukung jawaban
al-Kisa'i.
Merasa ada kepentingan dalam dukungan para hadirin, Imam Sibawaih dengan
sedikit marah berkata kepada Yahya bin Kholid "kalau memang mereka tida
setuju dengan dengan pendapatku suruh mereka mengucapkan seperti jawaban al-Kisa’i
niscaya lidah mereka tak akan sanggup".
Lalu Yahya bin Kholid menyuruh
hadirin untuk memenuhi permintaan Sibawaih, namun hadirin tak ada yang
bebrsedia dengan mengucapkan nasab (
فَإِذَاهُوَ إِيَّاهَا). Bukan karena
lisan mereka tak mampu, tetapi karena kuatir itu adalah salah. 



Dengan perasaan marah kemudian Sibawaih pulang dengan harapan disana masih ada yang
sependapat dengannya.
Sebelum Sibawaih pergi, al-Kisa'i, berkata kepada Yahya bin Kholid "dia
jauh-jauh datang dari daerahnya, jangan dibiarkan pergi begitu saja dengan
tangan hampa"
. Lalu Yahya memberikan sepuluh ribu dirham kepada Sibawaih.
Ada yang meriwayatkan,
bahwa setelah
peristiwa inilah yang menyebabkan Imam Sibawaih jatuh
sakit dan wafat dipersi pada tahun 1
77 H. 

Posting Komentar untuk "Perdebatan Imam Sibawaih Berujung Kematian"