Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Biografi Singkat Imam Syafi'i: Kelahiran, Nasab, dan Perjalanan Keilmuan

Ilustrasi. (Foto: Freepik/macrovector)
Ngajisalafy.com - Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i al-Muththalibi al-Qurasyi (Imam Asy-Syafi’i) merupakan ulama mujatahid mutlak sekaligus pendiri Mazhab Syafi’i. 

Ia merupakan salah satu dari empat mazhab fikih ahlisunah waljamaah yang diakui dunia. 

Seperti diketahui, terdapat 4 mazhab fikih yang diakui ulama dunia saat ini, yakni Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali.

Masing-masing mazhab biasanya mendominasi di suatu negara.

Akan tetapi, mazhab Syafi'i ini banyak dianut di berbagai negara, di antaranya Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Mesir Selatan, Arab Saudi Bagian Barat, Palestina, Selatan, dan sebagainya.

Kali ini, profil pendiri mazhab Syafi'i akan disampaikan melalui tulisan yang dikutip dari berbagai sumber.

Kelahiran dan Nasab

Imam Syafi’i lahir pada tahun 150 H/767 M di Astqalan (Ashkelon), Gaza, Palestina. Di tahun yang sama, Imam Hanafi meninggal dunia.

Nasabnya yaitu Muhammad bin Idris bin al-`Abbas bin `Utsman bin Syafi` bin as-Saib bin `Ubayd bin `Abdu Zayd bin Hasyim bin al-Muththalib bin `Abdu Manaf bin Qushay. 

Dengan demikian, beliau termasuk kerabat Rasulullah Saw.   Ibu Syafii bernama Fatimah binti Ubaidillah Azdiyah. 

Perjalanan keilmuan

Imam Syafi`i tidak hanya menggali ilmu di negeri sendiri, namun ia berkelana di berbagai negeri. Di antara sebagai berikut:

Makkah

Ketika menginjak usia dua tahun, Imam Syafii dibawa oleh ibunya ke Mekkah. Mereka pindah setelah ayah Syafi’i meninggal dunia.

Di Makkah al-Mukarramah, Syafi’i kecil menimba ilmu layaknya anak-anak pada umumnya. Sejak belia, ia dikenal dengan anak cerdas lantaran mampu menghafal al-Quran dengan cepat dan syair-syair yang dianggap rumit. Setelah menjadi ahli bahasa, Syafi’i muda pun tertarik dengan biding fikih. 

Di Makkah, Syafii Muda berguru pada mufti besar Makkah kala itu, Muslim bin Khalid az-Zanji. Gurunya ini mengizinkan Syafi’i memberi fatwa di umur 15 tahun.

Selain Muslim az-Zanji, beliau juga menimba ilmu dari Dawud bin Abdurrahman al-Aththar, Muhammad bin Ali bin Syafi’ (pamannya), Sufyan bin ‘Uyainah, Abdurrahman bin Abi Bakr al-Mulaiki, Sa’id bin Salim, Fudhail bin al-Ayyadl, dan lain-lain. 

Madinah

Kemudian, dia melanjutkan studi ke Madinah dengan berguru kepada Imam Malik bin Anas (Imam Maliki). Kepadanya, Syafi’i muda mendalami kitab Muwaththa’ karangan Imam Malik. Namun, sebelum mengkaji, ternyata ia sudah hafal isi kitab tersebut.

Terkait kitab ini, beliau berata, “Aku tidak membaca (kitab) al-Muwaththa’ Malik, kecuali bertambah pemahamanku.” Bahkan menyanjung kitab itu. “Tidak ada kitab yang lebih bermanfaat setelah al-Quran dari kitab al-Muwaththa’,” ujar Imam Syafi’i.

Guru di Madinah yang lain di antaranya, Ibrahim bin Sa’ad, Ismail bin Ja’far, Aththaf bin Khalid, Abdul Aziz ad-Darawardi, dan Ibrahim bin Abi Yahya. Namun, di akhir hayatnya, Imam Syafi’i tidak mau lagi menyebutkan nama guru yang terakhir ini lantaran dinilai pendusta dan memiliki pandangan layaknya kaum Qadariyah.

Yaman

Lalu, Imam Syafi’i sempat bekerja sebentar di Yaman. Di negri ini, ia mendatangi beberapa ulama, di antaranya Mutharif bin Mazin, Hisyam bin Yusuf al-Qadli, dan lain-lain.

Baghdad, Iraq

Belum puas dengan ilmu yang dimilikinya, pendiri Mazhab Syafi’i ini melanjutkan tour ilmiah ke Baghdad, Iraq, negara termaju pada zamannya.

Di sini, ia berguru kepada Muhammad bin Hasan. Dikatakan, dirinya memiliki tukar pikiran yang nantinya menjadikan Khalifah ar-Rasyid.

Periode Baghdad ini disebut sebagai Mazhab Lamanya (Qoul Qodim). Sebab, di sini ia merumuskan mazhabnya pertama kali.

Mesir

Sekitar tahun 200 H/816 M, Imam Syafi’i pindah ke Mesir atau Egypt. Di negri ini, ia bertemu dengan Muhammad bin Abdil Hakim, murid Imam Malik. 

Periode Mesir ini disebut dengan Qoul Jadid (Mazhab Baru) lantaran ia menuliskan pendapat-pendapatnya yang terbaru di negeri ini. 

Wafat

Imam Syafi’i wafat pada tanggal 30 Rajab tahun 204 H/24 Januari 820 M di Kairo.

Menurut satu riwayat, beliau meninggal dengan menderita penyakit bawasir. 

Penyakit ini disebabkan kesibukannya dalam berdakwah, mengajar, dan mengarang kitab di negeri Mesir.***


(Manhaj 'Aqidah Imam Asy-Syafi'i, Manakib Imam Syafi'i)


Posting Komentar untuk "Biografi Singkat Imam Syafi'i: Kelahiran, Nasab, dan Perjalanan Keilmuan "