Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ternyata Inilah Niat Puasa Ramadhan Yang Paling Benar

 Paling Benar Manakah Niat Puasa,Ramadhani atau Ramadhana ?



Ngajisalafy.com-Pada bulan Ramadhan
kita sering kali mendengar lantunan niat puasa dalam bentuk syairan (pujian)
sebelum melakukan solat atau diucapkan secara bersamaan ketika usai melaksanaka
solat tarawih berjamaah. Namun sebagian dari kita yang belum pernah mempelajari
ilmu nahwu masih bingung sebab ada beberapa masyarakat khususnya di
Indonesia yang cara membacanya dengan beberapa versi. 

Ada
yang melafalkan dengan
  membaca Ramadhani dan ada pula Ramadhana.

lantas
bacaan manakah  yang paling benar ?



Nah untuk mengetahui jawabanya
silahkan baca artikel ini sampai selesai karena kita akan mengupas tuntas dengan menggunakan kajian ilmu
nahwu.



Lafadz ramadhon yang terdapat pada niat
puasa termasuk dalam kategori isim ghoiru munshorif (Isim yang tidak
bisa menerima tanwin) dikarenakan mempunyai Illat yang berupa alif dan nun
diakhirnya. Didalam ilmu nahwu, isim ghoiru munshorif
memiliki pembahasan dan hukum tersendiri yang berbeda dengan isim-isim yang
lain. selain tidak bisa menerima tanwin, I'rabnya menggunakan harakat fathah
ketika berkedudukan jar/khafadz.  Seperti
yang telah dikatakan oleh Imam Ibnu Malik didalam bait alfiyahnya yang berbunyi
:



وَجُرَّ بِالْفَتْحَةِ مَا لاَ يَنْصَرِفْ
* مَا لَمْ يُضَفْ أَوْ يَكُ بَعْدَ أَلْ رَدِفْ



Artinya
: setiap isim yang tidak munsorif (bertanwin) itu
tanda jar-nya dengan menggunakan harakat FATHAH,  selama tidak dimudhofkan atau bersamaan
dengan Al



LAFADZ
NIAT PUASA



Maka
niat puasa Romadhon kalau dilafalkan menjadi :



نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ
شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّه تَعَالَى



Nawaitu Shouma Ghodin ‘An Adaa-i Fardhi Syahri Romadaani Hadzihis-Sanati
Lillahi Ta’ala.



Jika melihat kedudukan dari lafadz
"RAMADHAN" pada niat diatas, maka ia berkedudukan sebagai mudhof
ileh
 dari lafadz
Syahri (شَهْرِ), selain itu ia
juga sebagai mudhof pada lafadz hadzihis al-sanati
(هَذِهِ السَّنَةِ). berdasarkan Kaidah ilmu nahwu
tentang isim gahiru munsorif,
seharusnya lafadz ramadhan
dibaca
jar dengan
mengguanakan harakat kasrah (harakat asal) maka menjadi ramadha
ni (رَمَضَانِ) bukan ramadhana (رَمَضَانَ), sehingga dalam permasalahan ini
Jarnya isim ghoiru munshorif  Lafadz
ramadhan (
رَمَضَان) yang menggunakan
harakat fathah tidak berlaku,
dikarenakan lafadz ramadhan (رَمَضَان) menjadi mudhof pada lafadz hadzihi
al-sanati (
هَذِهِ
السَّنَةِ
).



Hal ini terdapat keterangan didalam Kitab-kitab Fiqih
tentang cara membaca lafadz ramadhan dengan harakat kasrah
(RAMADHANI),diantaranya :



- kitab I'anatut Tholibin Juz 2 hal. 253



يقرأ رمضان بالجر بالكسرة لكونه مضافا إلى
ما بعده وهو إسم الإشارة



 Terjemahan : Lafadz
Romadhon dibaca jer dengan harakat Kasrah (
رَمَضَانِ) karena keberadaanya menjadi mudhof kepada
kalimat setelahnya yakni  isim isyaroh.



- kitab Al-Baijuri Juz 1 Hal. 430



قوله :
رمضان هذه السنة ) باضافة رمضان الى اسم الاشارة لتكون الاضافة معينة لكونه رمضان
هذه السنة البيجورى ١/٤٣٠

- kitab Nihayatuzzain Hal. 186  



نويت صوم غد عن اداء فرض رمضان هذه السنة لله تعالى ايمانا و احتسابا باضافة رمضان الى ما بعده لتتميزعن اضدادها و يغنى عن ذكر الاداء ان يقول عن هذا الرمضان و احتيج لذكره مع هذه السنة و ان اتحد محترزهما اذ فرض غير هذه السنة لا يكون الا قضاء لان لفظ الاداء يطلق و يراد به الفعل كذا قاله الرملى نهاية الزين ١٨٦ 

Namun bagaimana Jika lafadz Ramadhon Lafad Dibaca
Fathah
  ?



Ternyata lafadz ramadhan selain dibaca kasrah ramadhani (رَمَضَانِ) juga bisa dibaca fathah ramadhana (رَمَضَانَ) dengan cara menjadikan kedudukanya hanya
sebagai
mudhof ileh saja dari lafadz Syahri (شَهْرِ). syaratnya
lafadz setelahnya yakni Hadzihis-Sanati
(هَذِهِ السَّنَةَ) dibaca nasob dengan harakat fathah karena
berkedudukanya sebagai dzorof zaman.

sehigga kalau dilafalkan menjadi :



نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ
شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةَ لِلّه تَعَالَى



Nawaitu Shouma Ghodin ‘An Adaa-i Fardhi Syahri Romadaana Hadzihis-Sanati Lillahi
Ta’ala.

Akan tetapi perlu diketahui yang
demikian ini, jarang digunakan
didalam kitab-kitab fiqih disebabkan masyoritas kitab itu memudhofkan lafadz ramadhan terhadap lafat setelahnya yakni Hadzihis Sanati (هَذِهِ السَّنَةِ) untuk menujjukan kehususanya.

Refrensi :

- kitab kifayatussaja Hal. 7



(قَوْلُهُ : بِإِضَافَةِ
رَمَضَانَ) أَيْ لِمَا بَعْدَهُ فَنُونُهُ مَكْسُورَةٌ ؛ لِأَنَّهُ مَخْفُوضٌ وَإِنَّمَا
اُحْتِيجَ لِإِضَافَتِهِ إلَى مَا بَعْدَهُ؛ لِأَنَّ قَطْعَهُ عَنْهَا يُصَيِّرُ هَذِهِ
السَّنَةَ مُحْتَمَلًا لِكَوْنِهِ ظَرْفًا لِقَوْلِهِ : أَنْ يَنْوِيَ وَلَا مَعْنَى
لَهُ ؛ لِأَنَّ النِّيَّةَ زَمَنُهَا يَسِيرٌ ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ : إنْ جَرَرْت رَمَضَانَ
بِالْكَسْرِ جَرَرْت السَّنَةَ وَإِنْ جَرَرْته بِالْفَتْحِ نَصَبْت السَّنَةَ وَحِينَئِذٍ
فَنَصْبُهَا عَلَى الْقَطْعِ، وَعَلَيْهِ فَفِي إضَافَةِ رَمَضَانَ إلَى مَا بَعْدَهُ
نَظَرٌ ؛ لِأَنَّ الْعَلَمَ لَا يُضَافُ فَلْيُتَأَمَّلْ 


Kesimpulanya  :

- Lafadz ramadhan yang terdapat pada niat puasa itu dibaca
jar dengan harakat kasrah menjadi Ramadhani (
رَمَضَانِ) karena menjadi mudhof ileh lafadz
Syahri (
شَهْرِ)
juga menjadi mudhof kepada hadzihis Sanati (
هَذِهِ السَّنَةِ).

- Seandainya melafalkan lafad ramadhan dengan membaca
fathah ramadhana (
رَمَضَانَ) maka diperbolehkan dan hukumnya sah-sah saja, akan tetapi
secara kaidah ilmu nahwu lafadzh setelahnya juga dibaca fathah menjadi Hadzihis
Sanata (
هَذِهِ
السَّنَةَ
)
 dikarenakan menjadi dzorof zaman.

- Melafadzkan niat puasa menggunakan kedua bibir hukumnya
ialah sunnah sedangkan yang wajib itu, berniat didalam hati sehingga perluh
diperhatikan yang paling penting bukan karena melafadkan Rahmadani dan
Ramadhana tetap berniat didalam hati bahwa kita akan melaksanakan ibadah
puasa ramadhan pada hari esok.









wallahu a'lam   


 

 


6 komentar untuk "Ternyata Inilah Niat Puasa Ramadhan Yang Paling Benar"

  1. Terima kasih ustad atas ilmunya. Ini sangat bermanfaat sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sama sama 😊😊😊, Terima Kasih Ya Atas Kunjunganya

      Hapus
  2. شكرا كثيرا, جزاكم الله خيرا

    BalasHapus
  3. Makasih kak penjelasannya

    BalasHapus

Anda Mendapatkan Manfaat Dari Informasi Ngaji Salafy? berkomentarlah dengan baik dan tidak menaruh link aktif.

Hormat Kami
Admin Ngaji Salafy