Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Unik Ulama’ Nahwu Tentang Tanyakanlah Pada Ahlinya

NGAJISALAFY.COMAbu Abdillah al-Fahri merupakan murid dari Abu ‘Ali al-Qali al-Baghdadi. Keduanya adalah pakar ilmu Nahwu, bahasa dan sastra. Suatu saat, Abu Abdillah al-Fahri mendapatkan undangan pernikahan dari salah satu sahabatnya. Ia mendapatkan undangan khusus bersama para ahli bahasa lainnya.



Bertanyalah Kepada Ahlinya

Saat tanggal pelaksanaan pernikahan itu tiba, al-Fahri
bersama ahli bahasa dan sastra pada masa itu berduyun-duyun menghadiri
pernikahan tersebut. Mereka terlihat gagah seakan-akan satu komplotan
orang-orang kelas atas yang terdiri dari cendekiawan dan ilmuan.



Tampak diantara yang hadir bersama mereka ada seorang
yang suka bercanda, namanya Miqsam al-Rami. Di sela-sela para kerumunan para
undangan, ia berkata, “Wahai para pakar i’rab, bahasa dan sastra! Wahai
para sahabat dan murid Abu Ali al-Baghdadi! Aku ingin bertanya tentang sebuah
permasalahan untuk mengukur keluasan pengetahuan para hadiri sekalian”



Al-Fahri dan sebagian hadirin yang lain menjawab : “Ya, silahkan!”



“Kalian semua adalah pakar bahasa. Menurut kalian, apa
nama serangga hitam yang berada didalam biji kacang?” Miqsam al-Rami
mengemukakan pertanyaan pertama.



Para pakar bahasa yang hadir saling bertanya-tanya satu
sama lain. Ada yang menggaruk-garuk kepalanya, ada juga yang mulutnya
komat-kamit mencoba mengingat barangkali ia pernah mengetahuinya. Tapi,
hasilnya nihil, tak satupun yang bisa menjawab pertanyaan itu. 
Karena semua
pakar bahasa yang hadir pada saat itu diam, akhirnya, al-Fahri mewakili, “Kami
tidak tahu!”

“subhanallah.
Menjawab pertanyaan ini saja kalian tidak tahu, padahal kalian adalah
orang-orang yang paling kredibilitas dalam hal bahasa”, timpal al-Rami.

“Beri tahu kami
jawabannya!” al-Fahri.

“Baiklah,
namanya adalah
Al-Baiquran” sejenak al-Rami diam. Para undangan merasa
asing mendengar kata
Al-Baiquran. Sebelumnya mereka tidak pernah
mendengar nama itu. Ada kejanggalan yang mereka rasakan.

Al-Rami
melanjutkan : “Huu, kalian semua payah!” ledek al-Rami sambil tertawa.

Undangan pun
juga tertawa mendengarnya. 
Pada kesempatan
yang lain, ketika al-Fahri sedang berada di majelis gurunya, Abu Ali
al-Baghdadi, ia sengaja menanyakan hal serupa pada gurunya tersebut, guna
sekedar menyakini jawaban
Al-Baiquran yang ia peroleh dari al-Rami.



  Al-Fahri mengawali pertanyaannya,
“Apa nama serangga hitam yang ada didalam kacang?”



“Memangnya apa?” Abu Ali
al-Baghdadi balik bertanya. Nampaknya ia mengerti bahwa pertanyaan muridnya
tersebut hanya untuk memastikan saja.



“Namanya adalah Al-Baiquran”, jawab
al-Fahri.

“Dari mana engkau mendapatkan
jawaban itu?” telusur al-Baghdadi.



Dari Miqsam al-Rami, beberapa
waktu yang lalu, saat acara pernikah, “Jawab al-Fahri polos.



“Innalillah,
bisa-bisanya engkau mengambil bahasa dari Rami!? Itu salah, dia mengada-ngada”,
Tegas al-Baghdadi.



Al-Fahri tersipu malu menampakkan
wajah polosnya.



Al-Baghdadi meneruskan, “Yang
benar adalah Al-Dinqasy”



Setelah mendengar jawaban sang
guru, ia pun mengubah persepsinya. Ia mengikuti apa yang di beritahukan sang
guru dan membuang segala keterangan dari al-Rami.



Sumber
bacaan :



Ø 
Jalal al-Din
Al-Suyuti, bughyah al-Wu’at fi Tabaqat al-Lughawiyin wa al-Nuhat. (Juz 2 Hal. 70)



Ø 
Sayyid Khidir, Taraif
wa Nawadir min Siyar al-Lughawiyin wa al-Nuhat.
Biyala (Hal. 46)



MUTIARA
HIKMAH :



إِذَا وُسِدَ الْأَمْرُ
إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ



Apabila sebuah perkara diserahkan kepada selain
ahlinya, Maka tunggulah waktu kehancurannya. 



 

Posting Komentar untuk "Kisah Unik Ulama’ Nahwu Tentang Tanyakanlah Pada Ahlinya"