Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

History Penamaan Desa Ganjaran Menurut Beberapa Versi







          History
Penamaan Desa Ganjaran Menurut Beberapa Versi


                 

NGAJISALAFY.COM - Kisaran
akhir tahun 70-an adalah masa kejayaan Desa Ganjaran. Masa-masa itu merupakan
masa emas di mana banyak sekali perkembangan dan prestasi Desa Ganjaran yang
terlihat dari luar, baik dari sisi keorganisasian desa, maupun sisi pendidikan
dan intelektual. Prestasi-prestasi tersebut merupakan peranan banyak pihak dan
tokoh desa yang sejak sekian tahun lamanya berjuang dan berperan menciptakan
desa yang santun, agamis, berpendidikan, dan sejahtera.


Hal itu karena pada tahun1971, Desa Ganjaran dinobatkan sebagai desa terbaik III se-Indonesia
dalam
sebuah lomba yang diadakan oleh
pemerintah Indonesia saat
itu. Lomba desa yang digelar saat itu
mulai dari lomba desa antar kecamatan, lalu antar kabupaten, propinsi, dan
akhirnya antar desa di seluruh Indonesia. Kriteria lomba ini pun di berbagai
bidang, mulai dari keamanan, pertanian, hingga pendidikan.Tak ayal jika
kemudian Desa Ganjaran menjadi tersohor dan dikenal banyak orang, bukan hanya
di Jawa Timur, melainkan di seluruh Indonesia, bahkan juga di dunia. Mulai
kisaran tahun 1971 sampai 1975, ada beberapa kunjungan dari luar negeri ke Desa
Ganjaran, di antaranya: PBB, Banglades, Pakistan, dan Amerika.
[1]


Lalu pada tahun 1976, tepatnya pada 27 Desember, sebagai hadiah dari lomba
antar desa se-Indonesia, Desa Ganjaran mendapatkan hadiah berupa diadakannya
aliran listrik ke desa itu oleh pemerintah pusat. Di  mana, pada masa itu, Desa Ganjaran merupakan
desa pertama di Jawa Timur yang dialiri listrik.



Kemudian pada tahun 1978, Presiden II RI, Bapak Soeharto mengadakan
kunjungan ke Desa Ganjaran. Pak Harto disambut oleh para tokoh setempat. Saat
itu Pak Harto pun kemudian memberikan bantuan dana renovasi masjid As-Syafiiyah
dengan besar dana 76 Juta rupiah.


Berbagai macam prestasi itulah yang kemudian membuat Desa Ganjaran menjadi
kian tersohor. Bahkan tak jarang Desa Ganjaran disebut sebagai desa teladan
se-Kabupaten Malang Selatan. Dan hal itu juga ditambah dengan adanya banyak
pesantren yang turut berperan dalam meningkatkan pendidikan di Desa Ganjaran,
hingga selain disebut desa teladan juga dikenal sebagai desa pesantren.








History Penamaan Desa Ganjaran Menurut Beberapa Versi




Ada banyak versi mengenai alasan mengapa desa itu disebut Ganjaran. Ada yang karena alas an sederhana, namun ada pula kisah-kisah yang
mengindikasikan
hal negative sebagai awal mula penamaan tersebut. KH. Kholili berkisah mengenai awal penamaan Ganjaran, menurut penuturan beliau, Ganjaran itu berasal dari kata panggonejaran yang dalam bahasa
Indonesia berarti
tempat kuda. Hal itu di karenakan, kisah Kiai Kholili, dulu saat masa perjuangan desa Ganjaran merupakan tempat untuk memelihara kuda-kuda para pejuang, panggonejaran yang
kemudian
berubah menjadi Ganjaran.


Ada pula kisah lain bahwa asal mula Ganjaran berawal dari kata bahasa
Madura, ghenjer yang artinya pengrusakan.
Konon, dulu sebelum banyak para ulama di Desa Ganjaran, orang-orang terkenal sering ‘merusak’. Ketika ada orang meninggal dan ditandu keliling desa, orang-orang pun berkata, “Aduh la…le e peghenjer.”
Artinya aduh, (orang itu) sudah dirusak. Dari kata ghenjer itulah kemudian menjadi ghenjeren, Ganjaran.


Selanjutnya menurut penuturan Pak Jamal asal mula cerita Desa Ganjaran
adalah dari kisah seorang ulama pembabat Desa Ganjaran pada abad keempat belas.
Konon beliau berasal dari Demak, Jawa Tengah. Suatu saat, ketika beliau berada
di sebuah hutan, beliau bertemu dengan seorang kakek yang meminta air minum.
Sang ulama yang hanya membawa sewadah air di tangan, memberikannya pada si
kakek. Menerima air, si kakek pun berkata pada sang ulama, “Mulai saiki,
samean oleh ganjaran
. (Mulai sekarang, kamu akan mendapatkan pahala)” Dari
kata ganjaran yang artinya pahala itulah lantas tempat tersebut dikenal dengan
Desa Ganjaran.
[2]



Terlepas dari itu semua, awal mula ulama yang datang ke Desa Ganjaran adalah KH. Zainal Alim. Beliau lah kiai pertama bermukim di Desa Ganjaran
yang secara berangsur di ikuti
oleh Kiai-Kiai lain. Karena itulah Kiai Zainal Alim dikenal sebagai Kiai Tombu
yang artinya muncul, karena dari peranan beliaulah kemudian datang para kiai-kiai yang di
kemudian hari menjadi tokoh-tokoh Desa Ganjaran juga.





Ganjaran dan
Pertemuan Bawah Jidor

Dulu, setelah menunaikan shalat Jumat, para sesepuh Desa Ganjaran sering
berkumpul di masjid As-Syafiiyah. Biasanya tempat berkumpulnya berada di dekat
jidor masjid. Karena itulah beberapa orang menyebutnya sebagai pertemuan bawah
jidor.


Dalam pertemuan itu, para sesepuh membahas banyak hal. Mulai dari
pendidikan, pengelolaan masjid, koperasi masjid, dan bahkan Desa Ganjaran
secara umum, serta salah satunya adalah pengajian ke kampung.
Pengajian ke kampung ini merupakan salah satu peranan kiai-kiai di Desa Ganjaran saat itu. Di mana para kiai seolah memiliki tugas sendiri-sendiri. Misalnya, KH. Bukhari lebih terfokus mengelola masjid As-Syafiiyah, KH. Yahya Syabrowi kepada pesantren dan madrasah, Mbah Munayat kebagian mengajak orang-orang abangan, sedang Mbah As’ad bertanggung jawab mengenai pengajian di mushola kampung. Dan tidak menutup peranan kiai-kiai
lain yang tidak penulis ketahui.


Peranan pertemuan bawah jidor ini berdampak besar pada perkembangan Desa
Ganjaran. Pertemuan ini bak sebuah motor perubahan bersama dengan peranan
kiai-kiai lain. Secara perlahan, Desa Ganjaran yang awalnya dikenal banyak
bajingan dan begal, akhirnya menjadi desa dengan banyak prestasi di berbagai
bidang.


Pak Jamal berkisah bahwa sebelum kisaran tahun 60-an, di Desa Ganjaran
banyak orang-orang yang duduk di pinggir jalan bersarungkan celurit dan parang.
Tak jarang, jika ada orang lewat membawa barang berharga, dia dicegat dan
dirampas harta bendanya. Kebiasaan membawa celurit dan parang ini mulai surut
saat Kiai Yahya dan Kiai As’ad gencar mengadakan pengajian ke kampung-kampung.
Pengajian itu menjelaskan tentang dasar-dasar agama yang harus diketahui oleh
seorang muslim, mulai dari tata cara wudhu dan shalat, hingga hal-hal yang
berkenaan dengan etika dan tatakrama. Selain itu, pergerakan G-30 S PKI
menyebabkan pihak kepolisian bertindak mengamankan daerah-daerah dengan cara
merampas senjata tajam dan memberlakukan surat ijin memiliki senjata tajam,
sehingga yang boleh membawa senjata tajam hanyalah perangkat-perangkat desa
saja. Maka lambat-laun, kesadaran masyarakat pun mulai tumbuh dan di kemudian
hari menjadi potensi besar yang membawa Desa Ganjaran menjadi desa teladan.


Dari situlah, peranan Mbah As’ad mulang ngaji di mushola-mushola di
Desa
Ganjaran berawal.
Mulai
dari mushola di Kampung Betoh Gudik, Ganjaran Selatan,
Juban, dan lainnya, bahkan juga ke
mushola di Desa Ketawang serta beberapa kali ke Masjid Jami Bululawang. Hal itulah
yang kemudian
membuat beliau dikenal di masyarakat sebagai Bindereh Arsin.[3] 
Pengajian kampung ini lantas dilanjutkan oleh putrinya, Nyai Makhzunah.
Beliaulah yang kemudian banyak berperan mendidik masyarakat Ganjaran, khususnya
kaum hawa untuk menjadi pribadi muslimah yang baik melalui pengajian-pengajian
kampung.


         Mungkin
hanya ini yang dapat penulis paparkan kepada anda terkait  tentang History
Penamaan Desa Ganjaran Menurut Beberapa Versi
, informasi ini kami dapat
dari hasil wawancara terhadap tokoh tokoh masyarakan yang ada di desa ganjaran.
sebenarnya masih banya kekurangan dari atrikel di atas yang belum di tulis
karna keterbatasan pengetahuan kami terhadap perihal tersebut. Semoga artikel
ini bisa bermanfaat kepada kalian semuan khususnya bagi penulis.


















[1]Wawancara dengan Pak Jamal pada Jumat, 25
Maret 2016.




[2]Wawancara dengan Pak Jamal pada Jumat, 25
Maret 2016.




[3]Wawancaradengan
Gus FauzanZenrif,





Posting Komentar untuk "History Penamaan Desa Ganjaran Menurut Beberapa Versi"