Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal 3 Macam Laa (لا) | Bahasa Arab

NGAJISALAFY.com - Huruf laa (لا) merupakan salah satu huruf hijaiyah yang ada 28. Huruf laa (لا) jika kita tinjau dari segi ilmu nahwu (gramatikal bahasa Arabnya) maka ia memiliki 3 macam:
  1. Huruf nafi (حرف نفي)
  2. Huruf nahi (حرف نهي)
  3. Huruf zaidah (حرف زيادة)
Adapun keterangan lengkapnya silahkan simak penjelasan dibawah ini:
1). Laa Nafii
Laa nafi atau huruf nafi adalah huruf laa (لا) yang berfaedah untuk menafikan (mentiadakan) suatu makna. Dan hal itu dibagi menjadi dua macam yakni:
  • Seperti Inna. Yaitu serupa dalam pengamalannya yakni menashobkan mubtada' sebagai isimnya da merafa'kan khobar sebagai khobarnya, dan menurut ulama' disebut لاَ لِنَفْيِ الْجِنْسِ yaitu laa yang menafikan semua jenis dengan jalan pasti ('ala sabilil tanshish) untuk menafiikan secara keseluruhan jenis, berbeda dengan laa yang menyerupai لَيْسَ karena laa tersebut hanya menafiikan jenis dengan jalan Ihtimal. Contoh: 
لاَ عِرَابَ عِنْدَنَا وَلاَ جَمَلَ
Artinya: "Kami tidak memiliki unta arab dan tidak unta laki-laki."
Keterangan:
Laa Nafii (لا النافية) itu dapat beramal seperti pengamalannya Inna (إِنَّ) dengan syarat sebagai berikut:
  • Isim dan Khobarnya harus berupa isim nakiroh.
  • Laa dan isimnya muttashil (sambung), tidak terpisah dengan kalimat lain.
Selanjutnya apabila Isimnya Laa berupa isim yang mudhof (lafad yang bersambung dengan kalimat lain untuk menyempurnakan maknanya) atau syibih mudhof (yang menyerupai mudhof), maka isimnya Laa nya harus dibaca nashob. Contoh:
لاَ طَالِعًا جَبَلاً حَاضِرٌ
Artinya: "Tidak ada seorang pendaki gunung yang hadir"
Kemudian jika isimnya لاَ berupa mufrod (lafadz yang tidak berupa mudhof dan syibeh mudhof baik berupa isim tasniyah atau jamak) maka isimnya لاَ dimabnikan sesuai dengan tanda i'rob ketika tingkah nashobnya sebagaimana perincian dibawah ini:
  • Jika isimnya berupa isim mufrod dan jamak taksir maka dimabnikan fathah. Contoh:
لاَ رِجَالَ حَاضِرٌ dan لاَ رَجُلَ حَاضِرٌ
Artinya: "Tidak ada laki laki banyak itu hadir" dan "Tidak ada satupun laki laki"
  • Jika isimnya berupa jamak mudzakkar salim dan isim tasniyah maka dimabnikan Ya'. Contoh:
لاَ رَجُلَيْنِ وَلاَ رَجُلِيْنَ فِي الدَّارِ
Artinya: "Tidak ada dua orang laki-laki dan tidak ada banyak laki-laki di rumah"
  • Jika isimnya berupa jamak muannats salim maka dimabnikan kasroh. Contoh:
لاَ مُسْلِمَاتِ حَاضِرَاتٌ
Artinya: "Tidak ada banyak wanita muslim itu hadir"
Namun terkadang dimabnikan fathah. Contoh:
لاَ مُسْلِمَاتَ حَاضِرَاتٌ
Artinya: "Tidak ada banyak wanita muslim itu hadir"
Keterangan:
Jika Laa itu diulang-ulang, maka isim nakiroh yang pertama boleh dua wajah yakni:
1. Mabni Fathah.
2. Di I'rob Rofa'.

Selanjutnya jika isim nakiroh yang pertama dimabnikan Fathah, maka isim nakiroh yang kedua boleh wajah tiga, yaitu:
1. Mabni Fathah, contoh: لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ
2. Di I'rob Nashob, contoh: لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةً
3. Di I'rob Rofa', contoh: لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةٌ

Dan jika isim nakiroh yang pertama di i'rob rofa', maka isim nakiroh yang kedua boleh dua wajah, yaitu:
1. Di Mabnikan Fathah, contoh: لاَ حَوْلٌ وَلاَ قُوَّةَ
2. Di I'rob Rofa', contoh: لاَ حَوْلٌ وَلاَ قُوَّةٌ

Dan jika isimnya Laa itu diathofkan dan Laa tidak diulang-ulang maka isimnya Laa yang pertama dimabnikan fathah lalu isim nakiroh yang kedua boleh dua wajah, yaitu:
1. Di I'rob Rofa', contoh: لاَ حَوْلَ وَقُوَّةٌ
2. Di I'rob Nashob, contoh: لاَ حَوْلَ وَقُوَّةَ

Kemudian jika isimnya Laa yang berupa mufrod itu disifati dengan Na'at yang mufrod (tidak mudhof dan tidak syibih mudhof) dan antara Na'at dan Man'utnya tidak ada pemisah maka Na'atnya boleh tiga wajah, yaitu:
1. Di Mabnikan Fathah, contoh: لاَ رَجُلَ ظَرِيْفَ جَالِسٌ
2. Di I'rob Nashob, contoh: لاَ رَجُلَ ظَرِيْفًا جَالِسٌ 
3. Di I'rob Rofa', contoh: لاَ رَجُلَ ظَرِيْفٌ جَالِسٌ 

Dan jika antara na'at dan man'utnya ada pemisah dan na'atnya berupa ghoiru mufrod maka na'atnya boleh wajah dua, yaitu:
1. Di I'rob Rofa', contoh: 
لاَ رَجُلَ جَالِسٌ ظَرِيْفٌ (na'at dan man'utnya dipisah)
لاَ رَجُلَ طَالِعٌ جَبَلاً حَاضِرٌ (na'atnya berupa ghoiru mufrod).
2. Di I'rob Nashob, contoh:
لاَ رَجُلَ جَالِسًا ظَرِيْفٌ
لاَ رَجُلَ طَالِعًا جَبَلاً حَاضِرٌ 

Dan jika Laa masuk pada isim makrifat yakni isimnya Laa berupa isim makrifat atau antara Laa dan isimnya ada pemisah maka Laa wajib di ihmalkan dan lafadz yang jatuh setelah Laa itu dibaca rofa' menjadi mubtada' dan khobar dan Laa wajib diulang-ulang.
Contoh:
-   berupa isim makrifat:
لاَ زَيْدٌ فِي الدَّارِوَلاَ عَمْرٌو
"Zaid tidak ada dirumah dan juga Amar"
jawaban dari lafadz:
أَ زَيْدٌ فِي الدَّارِ اَمْ عَمْرٌو
"Apakah Zaid di dalam rumah ataukah Amar?."
-   Ada pemisah:
لاَ فِي الدَّارِ رَجُلٌ وَلاَامْرَأَةٌ
"Didalam rumah tidak Zaid dan juga Amar"
jawaban dari lafadz:
أَ فِي الدَّارِ رَجُلٌ اَمْ اِمْرَأَةٌ
"Apakah yang di dalam rumah Zaid atau Amar?."
  • Seperti Laisa. Yaitu Laa yang berfaedah untuk menafikan dan beramal seperti Laisa yakni beramal merafa'kan mubtada' sebagai isimnya dan menashobkan khobar sebagai khobarnya. Hal ini sebagaimana amalnya Kaana, karena Laisa termasuk saudaranya Kaana jika telah memenuhi syarat sebagai berikut:
   Khobarnya لاَ tidak bersamaan dengan إِلاَّ (hukum nafiinya tidak dirusak oleh إِلاَّ).
-    Khobarnya tidak boleh mendahului isimnya.
-    Isim dan Khobarnya harus berupa isim nakiroh.
Sebagaimana contoh kata seorang penyair:
تَعَزُّ فَلاَ شَيْئٌ عَلَى الْأَرْضِ بَاقِيًا  #  وَلاَ وَزَرٍّ مِمَّا قَضَى اللهُ وَاقِيًا
"Bersabarlah karena tidak ada sesuatu pun di bumi ini yang kekal dan tidak ada tempat berlindung yang dapat memelihara dari apa yang telah dipastikan oleh Allah SWT."

 Namun, ketika syarat di atas tidak terpenuhi, maka Laa tidak dapat beramal seperti Laisa.
Contoh: 
لاَ زَيْدٌ قَائِمٌ "Zaid tidak berdiri."
Karena isimnya berupa isim makrifat.

 لاَ أَحَدٌ إِلاَّ أَفْضَلُ مِنْكَ "Tidak ada seseorangpun kecuali yang lebih utama dari mu."
Karena kenafiian Laa dirusak oleh إِلاَّ.

لَا أَفْضَلُ مِنْكَ أَحَدٌ "Tidak ada seorangpun yang lebih utama darimu."
Karena khobarnya mendahului isimnya.

 2). Huruf Zaidah (Tambahan)
 Yakni Laa berlaku tambahan dengan artian Laa tidak beramal dan tidak berguna kecuali hanya untuk menguatkan perkataan dan mengukuhkan. Contoh:
 مَا مَنَعَكَ أَنْ لاَ تَسْجُدَ
"Apakah yang menghalangimu untuk bersujud."
dalam contoh tersebut Laa berlaku zaidah (tambahan), sebab ada ayat lain dengan menggunakan tanpa Laa, yakni dalam surah Shod ayat 75: "مَا مَنَعَكَ أَنْ يَسْجُدَ"

3). Huruf Nahi
Yaitu Laa yang menunjukkan arti larangan dan masuk pada fi'il mudhori' serta menjadikan fi'il mudhori' itu terbaca jazem. Adapun fi'il mudhore' yang terbaca jezem itu berzaman istiqbal (akan datang) baik yang di larang tersebut berupa:
  • Ghoib (orang yang tidak ada atau yang tidak diajak bicara). Contoh:
لاَ يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُوْنَ الْكَافِرِيْنَ أَوْلِيَاءَ
"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman akrab."
  • Mukhothob (orang yang di ajak bicara). Contoh:
لاَ تَتَّخِذُوْا عَدُوِّيْ وَعَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ
"Janganlah kalian semua mengambil musuhku dan musuh kalian menjadi teman-teman akrab."
  • Mutakallim ( orang yang berbicara). Contoh:
لاَ أُرِيَنَّكَ
"Janganlah sampai aku melihat darimu."
Demikianlah penjelasan tentang 3 macam huruf laa (لا) dalam bahasa Arab beserta contohnya. Wallahu 'A'lam

Refrensi:

1 komentar untuk "Mengenal 3 Macam Laa (لا) | Bahasa Arab"

  1. afwan ustad untuk contoh kalimat la yg beramal seperti laisa bagaimana, karena sudah di terangkan qaidah" tadi, tapi belum di berikan contoh dalam kalimatnya hanya di berikan contoh kalimat yang hal" yang tidak boleh dimasuki jika beramal seperti laisa. afwan assalamualaikum

    BalasHapus

Anda Mendapatkan Manfaat Dari Informasi Ngaji Salafy? berkomentarlah dengan baik dan tidak menaruh link aktif.

Hormat Kami
Admin Ngaji Salafy