Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cikal Bakal Ilmu Nahwu: Percakapan Abu Aswad dan Putrinya

Bagaimana sejarah cikal bakal peletakan ilmu Nahwu?
PERTANYAAN:
Bagaimana sejarah cikal bakal peletakan ilmu Nahwu?

JAWABAN:
Bermula ketika Abu Aswad sedang bersama putrinya di depan teras rumah sambil menikmati indahnya malam yang ditaburi oleh bintang-bintang hingga terjadilah percakapan diantara keduanya:[1]
Putri : مَا أَحْسَنُ السَّمَاءِ (apa yang membuat langit itu indah?) yang mana tujuan sang putri adalah mengungkapkan alangkah indahnya langit di malam hari.
Ayah : Langit itu indah karena banyak bintang.
Putri : Bukan itu yang aku maksud ayah, akan tetapi yang saya maksud adalah kekagumanku akan keindahan langit.

Akhirnya sang ayah mengerti apa yang dimaksud oleh putrinya yang semula beliau menyangka bahwa sang putri bertanya tentang apa yang membuat langit itu indah.

Ayah : Jika yang kamu hendaki adalah kekaguman tentang indahnya langit maka seharusnya kamu ucapkan مَا أَحْسَنَ السَّمَاءَ wahai putriku, yang mana nun dan hamzahnya dibaca fathah.
Singkat cerita, lalu keesokan harinya Abu Aswad pergi untuk menemui sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a dan terjadilah percakapan antara sayyidina Ali r.a dan Abu Aswad:
Abu Aswad : Wahai amirul mu’minin, telah terjadi pada putri hamba suatu hal yang tidak hamba  mengerti, mungkin baginda bisa memberikan jalan keluarnya.
Ali r.a : Ketahuilah Abu Aswad, bahwa semua itu terjadi sebab percampuran antara bahasa Arab dan bahasa asing (Ajam).
Lalu, beliau menyuruh Abu Aswad untuk membeli kertas, selang beberapa hari kemudian beliau mengajarkan Abu Aswad tentang "Kaidah-Kaidah Bahasa Arab", yang pertama beliau ajarkan adalah tentang pembagian kalam (Isim, Fi’il, Huruf) lalu jumlah yang menjadi sighot ta’ajub dan seterusnya.

Keterangan Redaksi:
 وَحُكِيَ: فِيْ سَبَبِ وَضْعِ أَبِي اَلْأَسْوَدِ لِهَذَا الْفَنِّ أَنَّهُ كَانَ لَيْلَةً عَلَى سَطْحِ بَيْتِهِ وَعِنْدَهُ بِنْتُهُ فَرَاَتْ السَّمَاءَ وَنُجُوْمُهَا وَحُسْنَ تَلاَلَؤِ أَنْوَارِهَا مَعَ وُجُوْدِ الظُّلْمَةِ فَقَالَتْ يَا اَبَتِ مَا أَحْسَنُ السَّمَاءِ بِضَمِّ النُّوْنِ وَكَسْرِ الْهَمْزَةِ فَقَالَ أَيْ بِنْيَةٍ نُجُوْمُهَا وَظَنَّ أَنَّهَا أَرَادَتْ أَىُّ شَيْءٍ أَحْسَنُ مِنْهَا فَقَالَتْ يَا أَبَتُ مَا أَرَدْتُ هَذَا اِنَّمَا أَرَدْتُ التَّعَجُّبَ مِنْ حُسْنِهَا فَقَالَ قُوْلِيْ مَا أَحْسَنَ السَّمَاءَ وَافْتَحِيْ فَاكَ فَلَماَّ اَصْبَحَ غَدَا عَلَى سَيِّدِنَا عَلِيِّ كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ وَقَالَ يَا أَمِيْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ حَدَثَ فِيْ اَوْلاَدِنَا مَالَمْ نَعْرِفْهُ وَأَخْبَرَهُ بِا لْقِصَّةِ فَقَالَ هَذَا بِمُخَالَطَةِ الْعَجَمِ العَرَبَ ثُمَّ أَمَرَهُ فَاشْتَرَى صَحِيْفَةً وَأَمْلَى عَلَيْهِ بَعْدَ اَيَّامٍ أَقْسَامُ الْكَلاَمِ ثَلاَثَةٌ اِسْمٌ وَفِعْلٌ وَحَرْفٌ جَاءَ لِمَعْنًى وَجُمْلَةٌ مِنْ بَابِ التَّعَجُّبِ. اهــ مختصر جدا ص ٣٠ 
Refrensi:
[1] Mukhtashor Jiddan. Hal 3.

Posting Komentar untuk "Cikal Bakal Ilmu Nahwu: Percakapan Abu Aswad dan Putrinya"