Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Biografi Singkat Kiai Syihabuddin Bantar Kawung, Korban Fitnah Kelompok Ekstrimis

Ilustrasi. (Foto: Freepik/jcomp)
Ngajisalafy - Kiai Syihabuddin Bantarkawung dilahirkan pada tahun 1905 atau 1910 M di desa Blubuk, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah (Jateng). 

Ia merupakan putra dari Mertasuta, tokoh terhormat di desanya. Beliau memiliki pondok pesantren yang disinggahi ratusan santri.

Di tengah kesibukan sebagai pimpinan pesantren, dirinya juga menjabat sebagai kepala Jawatan Penerangan (Kominfo saat ini) Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes.

Dia menikah dengan Siti Fatimah, putri dari Kiai Imam Balfaqih Somalangu, Kebumen.

Korban Fitnah

Kiai Bantarkawung ini merupakan anggota dari partai Masyumi yang berhaluan islam. Namun, dalam tubuh Masyumi terdapat tokoh islam ekstrimis, terlebih dari anggota DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia).

Karena Kiai Syihabuddin ini juga pegawai pemerintahan, ia tidak mengikuti langkah tokoh ekstrimis yang memberontak terjun ke hutan. 

Karena itu, mulai muncul seseorang yang menggembos-gemboskan api fitnah dengan slogan, "Kyai Syihabuddin pro pemerintah, anti DI/TII." Hal ini lantaran ketika pasca kemerdekaan itu, banyak ideologi berkembang, baik kiri maupun kanan.

Dengan demikian, seorang santri tersulut gembosan fitnah ini. Tanpa pikir panjang, murid kiai tersebut pun membunuh gurunya sendiri.

Terkait kasus ini, berdasarkan pengakuan salah satu cucu dari kiai Syihabuddin, saat ia menceritakan perihal DI/TII yang membunuh kakeknya, sontak mendapat teguran dari seseorang dengan mengatakan, "Aku yang membunuh kakekmu. Jangan macam-macam, nanti kubunuh sekalian."

Keturunan

  1. Abdurrohim (menetap di Bantarkawung. Ia meninggal pada zaman perjuangan).
  2. Muhsonah (menetap di Slawi, Tegal. Suaminya, Casmudi, seorang TKR [Tentara Keamanan Rakyat] yang pensiun pada tahun 1970 sebagai Letnan I TNI).
  3. M. Syahid Hadisusmono (menetap di Bantarkawung).
  4. Ma'sumah (menetap di Bantarkawung).
  5. Mabruroh (menetap di Bantarkawung).
  6. Kyai Muhaimin (menetap di Slarang Kidul, Tegal).
  7. Muhammad (menetap di Bakulan, Tegal).
  8. Ibnu Hajar (menetap di Magelang).


Wafat

Kiai Syihabuddin meninggal sekitar tahun 1950 M. Berdasarkan sumber dari keturunannya, dirinya menjadi korban fitnah sehingga berujung kematian. Tidak hanya dibunuh, bahkan pesantren milik kiai Syihabuddin dibakar.

Berdasarkan informasi dari salah satu keturunannya, kini, pesantren tersebut belum dibangkitkan kembali.***


Posting Komentar untuk "Biografi Singkat Kiai Syihabuddin Bantar Kawung, Korban Fitnah Kelompok Ekstrimis"