Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahaya Fanatik Pada Kiyai



Ngajisalafy.com - Kata-kata kiyai
merupakan suatu gelar yang dinobatkan oleh masyarakat kepada seseorang karena dikenal kealiman-Nya akan urusana agama atau dipandang dari keturunanya. Dalam hidup bersosial atau bermasyarakat seorang kiyai merupakan tempat tumpuhan dalam banyak hal, terutama dalam masalah agama, seperti ketika ada suatu problematika, 
ada acara-acara penting dalam keluarga atau sosial masyarakat dan lain lain sebagainya. Selain itu mereka begitu rela untuk mendengarkan
pengajian dari seorang kiyai, bahkan mereka juga menyerahkan anak-anaknya untuk
memperoleh ilmu Agama dari kiyai tersebut, dengan tujuan kelak anaknya bisa menjadi
orang yang sholeh atau sholehah.


Dengan
demikian masyarakat mengangunkan kiyai dengan cara bersikap ta’zhim, memuji dan lain lain sebagainya. Namun, terkadang masyarakat terlalu berlebihan dalam memberi
pujian atau ta'dzim (penghormatan) sehingga saking ta’zhimnya, mereka
mendamba-dambakan atau menomer satukan kiyai yang telah menjadi panutan mereka.
Akibatnya, mereka sering menyampingkan atau bahkan tidak menganggap kiyai-kiyai yang
lain. Lebih parahnya lagi, mereka tidak segan-segan menghina kiyai yang bukan
panutanya atau gurunya. Oleh karena itu, orang yang seperti ini biasanya berdalil, “Kiyai itu bukan guru saya, atau saya tidak pernah berguru kepada dia, ngapain juga harus
menghormati?”


Dalil ini
merupakan dalil yang sering terungkap bagi orang-orang yang tidak merasa
berguru pada seseorang kiyai sehingga dia gampang sekali mengucapkan dalil
tersebut. Kasus ini masih terjadi sampai saat ini, bagi orang-orang yang
menggelommpok
kan dirinya sebagai golongan kiyai si A. jadi, seumpamanya ada
orang-orang yang tidak berguru pada kiyai yang mereka jadikan tokoh dalam
golonganya, mereka tidak menganggapnya sebagai saudara di masyarakat, atau malah
dianggap musuh yang harus dihindari.


Sepertinya
hal ini, tidak hanya terjadi dikalanga masyarakat saja, melainkan santri dan juga
alumni juga mengelompokkan dirinya 
sebagi golongan kiyai yang dijadikan gurunya. Maka, tidak jarang ada
ungkapan yang mengatakan bahwasanya kiyai dan pondoknya mereka remehkan atau
bahkan menjelek jelekkan lantas karena  bukan
kiyai atau gurunya sendiri. seperti contoh ungkapan dibawah ini
:
“saya   santrinya kiyai si A dan bukan santrinya kiyai si B.
jadi, tidak apa apa jika saya tidak menghormatin kiyai si B, atau dia kan santrinya kiyai
si itu tuh, jadi wajar kalau dia tidak bisa baca kitab, karena memang
pondoknya itu lemah dalam dalam kitab, atau pondok itu lebih bagus dan lebih
maju pondok saya  dari pada pondok dia".
 

Dalam
kehidupan dimasyarakat, sangat jelas dari contoh diatas tentang golongan
santrinya Kiyai si A dan golongan santri  kiyai si B. semisal dalam kehidupan pendidikan,
mereka yang alumninya kiyai si A itu tidak mau membantu lembaga pendidikanya karena
hanya beda alumni 
atau parahnyanya lagi dia malah melarang anak didiknya untuk
pindah pendidikan lanjutan ke pondok yang bukan pondoknya.


Posting Komentar untuk "Bahaya Fanatik Pada Kiyai"